Ekologi
Hewan
EKOLOGI HEWAN
A. Pengertian Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.
Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah Ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya (Teksbiologi. blogspot, 2013). Pembahasan ekologi tidak lepas
dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktora abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan (Campbell jilid 3: 272). Ekologi hewan berhubungan dengan cara-cara
berprilaku, fisiologis, dan morfologis yang digunakan hewan dalam menghadapi
tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan abiotiknya (campbell jilid 3, :
272). Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari
interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara
langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat
kelimpahan hewan tersebut (Paj89. blogspot, 2012 ).
B. Kepentingan dan Permodelan Ekologi Hewan
1. Pentingya Ekologi Hewan bagi manusia
Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai
terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut
masalah-masalah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan, serta
pengolahan dan konservasi satwa liar. Kisaran toleransi dan faktor-faktor
pembatas telah banyak diterapkan dalam bidang-bidang tersebut. Konsep-konsep
tersebut juga telah melandasi penanganan berbagai masalah seperti pengendalian
hama dan penyakit, penggunaan berbagai species hewan tertentu sebagai indicator
menunjukkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan, hubungan predator mangsa
dan parasitoid – inang, vector penyebar penyakit, pengelolaan dan upaya-upaya
konservasi satwa liar yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya)
maupun exsitu ( pemeliharaan di lingkungan buatan yang menyerupai habitat
aslinya) dan lain-lain. Banyak masalah-masalah yang terpecahkan dengan
mempelajari ekologi hewan yang senantiasa berlandaskan pada konsep efisiensi
ekologi (Nul: 2012). Sasaran utama ekologi hewan adalah pemahaman mengenai
aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu,
populasi, komunitas dan ekosistem yang ditempatinya. Meliputi pengenalan pola
proses interaksi serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan
maupun ketidak berhasilan
organisme-organisme dan
ekosistem-ekosistem itu dalam mempertahankan keberadaannya. Berbagai faktor dan
proses ini merupakan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun
permodelan, peramalan dan penerapannya bagi kepentingan manusia, seperti;
habitat, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, perilaku (behavior) dan
lain-lain. Menurut Nul (2012), ruang lingkup Ekologi Hewan meliputi obyek kajian
individu/organisme, populasi, komunitas sampai ekosistem tentang distribusi dan
kelimpahan, adaptasi dan perilaku, habitat dan relung, produktivitas sekunder,
sistem dan permodelan ekologi. Adapun ruang lingkup ekologi hewan dapat dibagi
dalam 2 bagian, yaitu:. a) Synekologi adalah materi bahasan dalam kajian atau
penelitiannya ialah komunitas dengan berbagai interaksi antar populasi yang
terjadi dalam komunitas tersebut. b). Autekologi adalah kajian atau penelitian
tentang species, yaitu mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau
populasi suatu species hewan.
2. Permodelan Ekologi Hewan
Permodelan ekologi pada dasarnya
adalah suatu formulasi matematik sebagai bentuk penerjemahan fenomena ekologi
yang sebenarnya dan telah disempurnakan. Permodelan ekologi disusun dalam
menghadapi berbagai kondisi alam atau lingkungan yang terus menerus berubah
atau dinamis. Dalam hal ini manusia dituntut dapat membuat penjelasan terhadap
fenomena-fenomena alam untuk memperoleh manfaat bagi kepentingan hidupnya
maupun meramalkan kejadian yang mungkin akan terjadi guna menghindari efek
buruknya bagi manusia.Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut diperlukan acuan
dan peramalan yang lebih baik dan tepat. Hasil studi tersebut dibuat dalam
bentuk permodelan ekologi. Penyusunannya didukung oleh hasil-hasil penelitian
ekologi yang memberikan informasi kuantitatif dan pengelolaan datanya banyak
dibantu oleh teknik-teknik computer (Nul: 2012). Model Ekologi pada dasarnya
adalah suatu formulasi matematik sebagai bentuk penerjemahan fenomena ekologi
yang sebenarnya dan telah disederhanakan. Jumlah variable dalam suatu model
lebih rendah dari yang sebenarnya, karena yang ditampilkan hanya faktor-faktor
dan proses kuncinya saja, yaitu yang paling penting serta paling menentukan.
Informasi ini didapatkan dari hasil sejumlah penelitian kuantitatif yang
bersifat deskriptif maupunh eksperimental di lapangan maupun di laboratorium
(Nul: 2012).
C. Aplikasi Konsep-konsep Ekologi
Aplikasi konsep ekologi hewan dalam perkembangannya, ekologi
telah mengalami diversivikasi dengan lahirnya cabang-cabang ilmu ekologi
lainnya yang lebih spesifik, dengan materi yang terbatas, khusus dan mendalam
yang didasarkan atas kelompok organisme, misalnya; Ekologi Tumbuhan, Ekologi
hewan, Ekologi Parasit, Ekologi Gulma, Ekologi Serangga, Ekologi Burung dan
lainnya. Ekologi Hewan, bahasannya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek
biologi lainnya juga menyangkut matematika dan statistika. Sebenarnya konsep,
asas ataupun generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan
nilai-nilai terapan yang cukup dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama
dalam bidang-bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan dan
pengolahan maupun konservasi satwa liar (Paj89. blogspot, 2012 ). Konsep
ekologi hewan juga telah melandasi penggunaan berbagai species hewan tertentu
sebagai species indikator yang menunjukkan terjadinya perubahan kondisi
lingkungan, sudah tercemar atau belum. Konsep lain dalam bidang pertanian dan
kesehatan adalah hubungan predator mangsa dan parasitoid inang. Dalam upaya
meningkatkan hasil produk ikan maupun ternak, pengelolaan satwa liar baik yang
bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu (pemeliharaan
di lingkungan buatan) seluruhnya berazaskan dan berlandaskan efisiensi ekologi
dan azas-azas ekologi.
.
BIDANG PERIKANAN
Ikan, baik ikan yang hidup di air tawar maupun yang
hidup di laut, merupakan organisme air yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai
salah satu bahan pangan, karena diketahui kandungan proteinnya sangat tinggi.
Selain itu, ikan-ikan yang bentuk ataupun permukaan tubuhnya tampak menarik
dapat dijadikan hiasan dalam sebuah akuarium. Adapun pemanfaatan Biologi dalam
bidang perikanan tampak antara lain dalam upaya pembudidayaan ikan, juga dalam
usaha pelestarian ekosistem perairannya. Pembudidayaan ikan yang telah banyak
dilakukan yakni dalam ;
(1) pembuatan tambak-tambak, karamba jala apung
(kajapung), maupun rumpon, serta (2)
pelestarian terumbu karang, mangrove, hutan bakau, dan lamun.
Pada tambak-tambak, usaha pembudidayaan ikan-ikan yang
diketahui bernilai gizi tinggi atau yang bernilai ekonomis adalah dengan
dilakukannya pemijahan. Dengan teknik pemijahan dalam tambak-tambak,
spermatozoa dan sel telur dari ikan jantan dan ikan betina, dapat dengan mudah
bertemu menjadi zigot, tanpa harus terganggu oleh arus air laut. Selain itu
telur-telur yang dihasilkan juga akan terhindar dari para pemangsa/predatornya,
sehingga besar kemungkinannya telur-telur itu akan menetas dan menjadi ikan.
Contoh pemanfaatan Biologi lainnya dalam bidang ini adalah dengan
diketemukannya manfaat daun singkong yang ternyata dapat dijadikan pakan
tambahan bagi ikan nila merah sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ikan
tersebut.
Melalui penelitian-penelitian dalam bidang Biologi juga diketahui bahwa manfaat hutan bakau, mangrove, serta lamun adalah penting dalam ekosistem pantai. Selain berperan sebagai produsen, ketiga macam ekosistem tersebut diketahui juga memiliki fungsi fisik. Fungsi fisik tersebut adalah; dengan adanya hutan bakau, mangrove dan lamun, energi hempasan gelombang laut yang masuk ke pantai dapat tertahan atau berkurang, dengan demikian dapat mencegah abrasi (erosi daratan akibat pasang surut air laut). Selain itu, ketiga jenis ekosistem pantai tersebut diketahui berperan sebagai penyaring sedimen/lumpur dari daratan, hal ini sangatlah penting bagi ekosistem terumbu karang, karena terumbu karang memerlukan perairan yang jernih.
Melalui penelitian-penelitian dalam bidang Biologi juga diketahui bahwa manfaat hutan bakau, mangrove, serta lamun adalah penting dalam ekosistem pantai. Selain berperan sebagai produsen, ketiga macam ekosistem tersebut diketahui juga memiliki fungsi fisik. Fungsi fisik tersebut adalah; dengan adanya hutan bakau, mangrove dan lamun, energi hempasan gelombang laut yang masuk ke pantai dapat tertahan atau berkurang, dengan demikian dapat mencegah abrasi (erosi daratan akibat pasang surut air laut). Selain itu, ketiga jenis ekosistem pantai tersebut diketahui berperan sebagai penyaring sedimen/lumpur dari daratan, hal ini sangatlah penting bagi ekosistem terumbu karang, karena terumbu karang memerlukan perairan yang jernih.
Demikianlah pemanfaatan Biologi dalam bidang
perikanan. Diharapkan Anda sudah memahaminya.
e. Pada bidang perikanan, pemanfaatan ekologi hewan
adalah sebagai landasan pengetahuan (basic science) dalam usaha pembudidayaan
ikan-ikan atau hewan laut lainnya yang telah diketahui memiliki nilai gizi
tinggi (yaitu sebagai sumber protein hewani) dan bernilai ekonomis. Selain itu,
Biologi juga dapat dijadikan landasan pengetahuan dalam penelitian-penelitian
lain yang lebih luas lingkupnya, yakni pada lingkup ekosistem perairan laut dan
pantai.
DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A, J.B
Reece, & L.G. Mitchell. 2004. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga. Paj89.
2012. Ekologi hewan. (online.)
http://paj89.blogspot.com/2012/08/ekologi-hewan.html diakses tgl 22 maret 2013
jam 10.03 wib. Teksbiologi. 2013. Penerapan dan Aplikasi Konsep Ekologi.
(online).
http://teksbiologi.blogspot.com/2013/02/penerapan-dan-aplikasi-konsep-ekologi.html
diakses 21 maret 2013 jam 19.32 wib. Nul. 2012. Konsep Mata Kuliah Ekologi
Hewan. (Online).
http://pgs.nul.is/2012/03/definisi-ekologi-dan-konsep-ekologi.html. diakses tgl
22 Maret 2013 jam 20.30 Wib.